Planetprestasi-Kejujuran dalam UN (Ujian Nasional) merupakan Revolusi Mental.Berkaitan senin tanggal 13 April 2015 berlangsung nya Ujian Nasianal UN maka,Jokowi presiden republik Indonesia ini berkunjung ke sekoalah dan ketika di temui para wartawan Presiden Republik Indonesia yang blusukan ini mengatakan Kujujuran dalam UN merupakan Revolusi Mental.Hmm mungkin Jokowi mengaggap Ujian Nasional (UN) sama halnya bagi para manusia korupsi (Koruptor).Berikut cuplikan nya yang planetprestasi liput dari official Kementrian RI.
Pelaksanaan ujian nasional (UN) tahun 2015 hari pertama dan kedua, Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Kabupaten Katingan, Provinsi Kalimantan Tengah berjalan dengan lancar. Melalui pelaksaan UN inilah mental siswa, termasuk guru teruji kejujurannya. Oleh sebab itu UN merupakan salah satu upaya dalam pembentukan revolusi mental, karena kejujuran menjadi hal yang utama dalam penerapannya.
Demikian disampaikan Kepala SMA Negeri 1 Kabupaten Katingan Mido TH saat ditemui di kantornya, Selasa (14/04/2015). "Kami disini akan mengedepankan pelaksanaan UN yang jujur. Karena dari sinilah kita dapat menanamkan integritas kepada para siswa," tutur Mido.
Pada pelaksanaannya, kata Mido, mulai dari hari pertama sampai dengan saat ini tidak terjadi hambatan. Pihak sekolah pun belum mendengarkan keluhan dari para siswa. Naskah soal UN disetiap rayon disimpan di masing-masing kantor Kepolisian Sektor (Polsek). Hal ini dilakukan untuk menjaga, dan meyakinkan bahwa naskah tersebut dalam keadaan aman, serta tidak terjadi kebocoran.
"Kami disini pada saat pelaksanaan tidak pernah terlambat menghadirkan naskah soal. Naskah tersebut dari pukul 6.30 WIB sudah kami ambil dan semuanya lengkap," jelas Mido.
Peserta UN di SMA Negeri 1 Kabupaten Katingan diikuti 126 siswa, konsentrasi Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) diikuti 46 siswa, dan Ilmu Pengetahuan Sosial diikuti 69 siswa, serta konsentrasi bahasa diikuti 10 siswa. Dengan jumlah kepesertaan tersebut, pihak sekolah memutuskan pelaksanaan UN tahun 2015 menggunakan delapan kelas.
"Menurut yang disampaikan para siswa, UN tahun ini mereka lebih nyaman. Walaupun begitu kami tetap terus memberikan pendampingan kepada mereka. Kami tidak ingin terjadi kecurangan diantara siswa tersebut, dan kami ingin pelaksanaan UN ini apa adanya," pungkas Mido.
Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Anies Baswedan, melakukan kunjungan ke SMA Negeri 2 Jakarta dan SMK Negeri 1 Jakarta hari ini. Kunjungan tersebut dilakukan untuk meninjau kondisi pelaksanaan ujian nasional (UN) di hari kedua.
Mendikbud menjelaskan, kunjungan Presiden Jokowi ke sekolah saat pelaksanaan UN adalah kali pertama kunjungan seorang presiden di Indonesia dalam sebuah pelaksanaan UN. Kami cek di catatan, kata dia, belum pernah ada Presiden yang mendatangi siswa sebelum atau pada saat pelaksanaan UN sedang berlangsung. “Karena itu kita semua menyampaikan apresiasi kepada Presiden yang telah meluangkan waktu,” katanya saat memberikan keterangan pers di Posko UN Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Jakarta, Selasa (14/4/2015).
Mendikbud mengungkapkan, dalam kunjungan tersebut Presiden Jokowi ingin meninjau gudang penyimpanan naskah UN di SMA Negeri 2 Jakarta. Namun, kata dia, gudang tersebut masih dalam keadaan digembok dan belum diperbolehkan untuk dibuka karena belum memasuki waktu yang telah ditentukan. “Kita tetap mengikuti protap (prosedur tetap, -red), bahwa meskipun Presiden yang datang mau lihat dokumennya kalau sudah dikunci ya tidak dibuka,” ujarnya.
Mendikbud mengatakan, setelah meninjau persiapan pelaksanaan UN di SMA Negeri 2 Jakarta, Presiden Jokowi ingin meninjau langsung dari dekat pelaksanaan UN berbasis komputer atau CBT (Computer Based Test) di SMK Negeri 1 Jakarta. Para peserta UN di sekolah tersebut, kata dia, bisa menceritakan pengalaman melaksanakan UN berbasis komputer di hari pertama kepada Presiden Jokowi. “Pengalamannya itu positif,” katanya.
Mendikbud menyampaikan, bahwa Presiden Jokowi mendukung pelaksanaan UN berbasis komputer dan ke depan ingin mengembangkannya terutama bagi para siswa yang berada jauh di wilayah pusat kemajuan teknologi. Tetapi, kata dia, Presiden Jokowi menekankan bahwa pengadaan komputer di sekolah-sekolah bukan semata-mata hanya untuk pelaksanaan UN saja. “Tetapi komputer untuk proses pembelajarannya yang nanti dimanfaatkan untuk ujian,” ucapnya.