Planetprestasi-
Download Materi Bahasa Indonesia SD.Bagi guru-guru yang mengajar di sekolah dasar dan membutuhkan bahasan ajar tambahan basaha indonesia untuk sd kelas 1,kelas 2,kelas 3,kelas 4,kelas 5,dan kelas 6.Silahkan
download materi lengkap bahasa indonesia berikut ini.
Berikut sedikit penampakan materi yang akan bapak/ibu download nati nya.simak baik-baik penamakan di bawah ini yah bapak/ibu guru sekolah dasar (SD).Yang sabar mengajarnya yah untuk generasi bangsa kita nantinya.
2.1 Cakupan Materi Ajar Bahasa Indonesia SDBahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi.
Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk
berkomunikasi dalam
bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, baik reseptif maupun produktif, yang diharapkan dapat menunjang keberhasilan siswa dalam mempelajari bidang studi lain (Azmy, Bahauddin. 2012:2).Cakupan atau ruang lingkup materi perlu ditentukan untuk mengetahui apakah materi yang harus dipelajari oleh murid terlalu banyak, terlalu sedikit, atau telah memadai sehingga sesuai dengan kompetensi dasar yang ingin dicapai.
Cakupan materi ajar Bahasa Indonesia SD terdiri dari
aspek kebahasaan,
keterampilan, dan
kesusastran. Aspek kebahasaan meliputi sistem
bunyi (fonem), kata (morfem), kalimat (sintkas) sampai makna (semantik). Aspek keterampilan meliputi
keterampilan reseptif (menyimak dan membaca) dan keterampilan produktif (berbicara dan menulis). Sedangkan aspek kesusastraan meliputi
puisi, rosa, dan drama.Bahan ajar atau materi ajar merupakan seperangkat materi pembelajaran(teaching materials) yang disusun secara sistematis, menampilkan sosok utuh darikompetensi yang akan dikuasai siswa dalam kegiatan pembelajaran (website.Dikmenjur Depdiknas). Ketersediaan bahan ajar merupakan tanggung jawab pendidik yang berfungsi sebagai pedoman bagi pendidik yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang seharusnya diajarkan kepada siswa; pedoman bagi siswa yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang seharusnya dipelajari/dikuasainya; dan alat evaluasi pencapaian/penguasaan hasil pembelajaran (Direktorat Pembinaan SMA, 2008: 6)
2.1.1 KebahasaanAspek kebahasaan
bahasa Indonesia meliputi, aspek bunyi, bentukan kata, kalimat, dan makna. Aspek kebahasaan tidak secara eksplisit dituangkan di dalam KTSP, namun dalam pembelajaran bahasa Indonesia aspek kebahasaan tidak dapat dipisahkan dari komponen keterampilan berbahasa dan bersastra. Aspek kebahasaan merupakan unsur pembentuk bahasa yang dipakai dalam kegiatan berbahasa. Pembelajaran aspek kebahasaan bukan hal yang dapat begitu saja ditinggalkan dalam pembelajaran bahasa Indonesia, namun juga bukan berarti dominasi pembelajaran bahasa dilakukan pada aspek kebahasaan (Azmy, Bahauddin. 2012:7).
Materi pembelajaran kebahasaan, meliputi bunyi atau huruf, lafal, intonasi, kata, kalimat, dan makna. Materi
pembelajaran kebahasaan di kelas awal
SD meliputi pengenalan bunyi atau huruf, lafal, intonasi, kata, dan kalimat sederhana. Materi
pembelajaran kebahasaan di kelas tinggi SD, meliputi merangkai kata menjadi kalimat dengan bahasa yang baik dan benar (ejaan yang tepat dan pilihan kata yang tepat dan santun).
a.Bunyi (Fonem)Fonem adalah
unsur bahasa yang terkecil dan dapat membedakan arti atau makna (Gleason,1961: 9).
b.LafalLafal adalah suatu cara seseorang atau sekelompok orang dalam mengucapkan
bunyi bahasa. Bunyi
bahasa Indonesia meliputi vokal, konsonan, diftone, gabungan konsonan.
c.IntonasiIntonasi adalah naik turunnya lagu kalimat. Intonasi berfungsi sebagai pembentuk makna kalimat dalam
bahasa indonesia.
d.Kata (Morfem)Morfem adalah bentuk terkecil yang dapat membedaka makna dan atau mempunyai makna. Wujud morfem dapat berupa imbuhan, klitika, partikel dan kata dasar (misalnya –an, -lah, -kah, bawa) di dalam
bahasa indonesia. Sebagai kesatuan pembeda makna, semua contoh wujud morfem tersebut merupakan bentuk terkecil dalam arti tidak dapat lagi dibagi menjadi kesatuan bentuk yang lebih kecil. (Lamuddin, 2012:4)
Menurut bentuk dan maknanya,
morfem dikelompokkan menjadi 2 yaitu
morfem bebas dan
morfem terikat.
Morfem bebas, yaitu morfem yang berdiri sendiri dari segi makna tanpa harus dihubungkan dengan morfem yang lain. Semua kata dasar tergolong morfem bebas.
Morfem terikat, yaitu morfem tidak dapat berdiri sendiri dari segi makna. (Lamuddin, 2012:5)
Makna
morfem terikat baru jelas setelah
morfem itu dihubungkan dengan morfem lainnya. Semua imbuhan (awalan, sisipan, akhiran, serta kombinasi awalan dan akhiran) tergolong sebagai morfem terikat. Selain itu unsur-unsur kecil seperti klitika, partikel, dan bentuk lain yang tidak dapat berdiri sendiri, juga tergolong sebagai morfem terikat.
e.Kalimat (Sintkas)Kalimat adalah satuan bahasa terkecil dalam wujud lisan atau tulisan yang mengungkapkan suatu pikiran yang utuh . kalimat ada yang berupa
fakta ada pula yang berupa
opini. (Widjono, 2010:11)
Kalimat fakta adalah kalimat yang berisi peristiwa atau berita yang pasti. Mempunyai data yang valid dan dapat dibuktikan. Sedangkan
kalimat opini adalah kalimat pernyataan yang berupa perkiraan atau pendapat terhadap suatu hal baik yang tidak pasti atau belum terjadi, tidak membutuhkan data yang valid dan bersifat subjektif.
2.1.2 Keterampilan BerbahasaKomunikasi menurut Tohir, Muhammad (2011) adalah hubungan antara manusia yang satu dengan manusia yang lainnya. Dalam melakukan
interaksi komunikasi, manusia tidak bisa terlepas dari
komunikasi lisan dan tulisan. Dilihat dari segi aktivitas, ketrampilan komunikasi terbagi menjadi dua yaitu
ketrampilan reseptif dan
ketrampilan produktif.
Ketrampilan reseptif yang terdiri dari membaca dan mendengarkan tidak bisa dipisahkan dengan berbicara dan menulis yang merupakan ketrampilan produktif.
Produktif adalah sikap aktif dari manusia dalam menghasilkan sesuatu yang telah diperolehnya.
a.Aspek Keterampilan Berbahasa ReseptifAspek
keterampilan berbahasa reseptif meliputi
mendengarkan/
menyimak dan
membaca.
1.Mendengarkan/MenyimakMenyimak merupakan kegiatan berbahasa yang dilakukan dalam bentuk reseptif lisan.
Menyimak dapat diartikan sebagai aktivitas penggunaan alat pendengaran secara sengaja yang bertujuan untuk memperoleh pesan atau makna dari apa yang disimak. Dalam KTSP SD dirumuskan standar kompetensi lulusan.untuk
keterampilan menyimak adalah memahami wacana lisan berbentuk
perintah,
penjelasan,
petunjuk,
pesan,
pengumuman,
berita,
deskripsi berbagai peristiwa dan benda di sekitar, serta karya sastra berbentuk dongeng, puisi, cerita, drama, pantun dan cerita rakyat (Azmy, Bahauddin. 2012:9).
Mendengarkan/menyimak dapat terjadi dalam 2 situasi yang berbeda, yaitu
secara interaktif dan
non-interaktif. Mendengarkan/menyimak secara interaktif terjadi dalam percakapan tatap muka melalui telepon/sejenisnya dimana komunikasi terjadi secara bergantian antara penutur yang satu dengan penutur yang lainnya (2 orang/lebih) yang melakukan aktivitas mendengarkan dan berbicara sehingga memiliki kesempatan bertanya guna mendapatkan penjelasan, meminta lawan bicara mengulang apa yang telah diucapkan/meminta penutur untuk melambatkan tempo bicaranya.
Mendengarkan/menyimak secara non-interaktif berlangsung tanpa ada penutur yang berhadapan langsung dengan penuturnya. Situasi ini memiliki kelemahan yaitu tidak dapat meminta penjelasan dari pembicara, tidak dapat meminta pembicara mengulangi apa yang diucapkannya, dan tidak dapat meminta pembicaraan diperlambat.
2.MembacaMembaca adalah
keterampilan reseptif bahasa tulis yang bertujuan untuk memahami isi bacaan dan maksud penulisnya (Mulyati, 2008). Membaca merupakan kegiatan berbahasa yang dilakukan dalam bentuk reseptif tulis. Keterampilan membaca merupakan modal dasar yang sangat krusial untuk menunjang keberhasilan belajar siswa. Kurang terampilnya siswa dalam membaca dapat menyebabkan terhambatnya siswa untuk mempelajari bidang studi lain. Dalam KTSP SD dirumuskan standar kompetensi lulusan untuk keterampilan membaca adalah menggunakan berbagai jenis membaca untuk memahami wacana berupa petunjuk, teks panjang, dan berbagai karya sastra untuk anak berbentuk puisi, dongeng, pantun, percakapan, cerita, dan drama.
Membaca dikelmpokkan menjadi 2 bagian yaitu membaca permulaan dan membaca lanjut. Membaca permulaan adalah tahap awal dalam belajar membaca yang difokuskan kepada mengenal symbol-simbol atau tanda-tanda yang berkaitan dengan huruf-huruf, sehingga menjadi pondasi agar dapat melanjutkan ke tahap membaca lanjut (Dalwadi, 2002). Sedangkan membaca lanjut adalah anak tidak sekedar mengenal symbol atau tanda-tanda tapi sudah mulai mempergunakannya untuuk membaca kata atau kalimat sehingga anak memahami apa yang dibacanya (Amin, 1995).
Pada tahap
membaca permulaan anak lebih diarahkan kepada membaca huruf atau kata (Shodiq, 1996). Tahap membaca permulaan dilakukan pada masa peka yaitu usia enam atau tujuh tahun bagi anak normal dan sembilan tahun bagi anak tunagrahita. Tahap membaca permulaan merupakan saat kritis dan strategis dikembangkannya kemampuan membaca tanpa teks yaitu membaca dengan cara menceritakan gambar situasional yang tersedia.
b.Aspek Keterampilan Berbahasa Produktif1.BerbicaraBerbicara merupakan keterampilan berbahasa lisan yang bersifat produktif. Jenis situasi dalam berbicara meliputi: 1)
sistuasi interaktif, missalnya percakapan secara tatap muka dan berbicara lewat telepon yang memungkinkan adanya aktivitas pergantian antara berbica ra dan mendengarkan; 2)
situasi semi-interaktif, misalnya sitiuasi berpidato dihadapan umum secara langsung. Audiens memang tidak dapat melakuka interupsi terhadap pembicara, namun pembicara dapat melihat reaksi pendengar dari ekspresi wajah dan bahasa tubuh mereka; dan 3)
situasi non-interaktif, misalnya berpidato lewat radio/TV. Audiens sama sekali tidak bisa melakukan komunikasi secara langsung dengan narasumber karena berada dalam dua dimensi media yang berbeda.
2.MenulisMenulis merupakan salah satu aspek kemamouan
berbahasa yang bersifat
produktif. Kemampuan ini biasanya hadir setelah seseorang diidentifikasi mampu menguasai tiga kemampuan berbahasa lainnya. Kemampuan membaca seseorang biasanya sangat berpengaruh terhadap tingkat kemampuan menulis seseorang.
Menulis merupakan kegiatan berbahasa yang dilakukan dalam bentuk kegiatan produktif tulis. Menulis dapat diartikan sebagai kegiatan mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dalam bentuk tulis. Keterampilan menulis juga memegang peranan penting bagi keberhasilan belajar siswa. Dalam KTSP SD dirumuskan standar kompetensi lulusan untuk keterampilan menulis adalah melakukan berbagai jenis kegiatan menulis untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dalam bentuk karangan sederhana, petunjuk, surat, pengumuman, dialog, formulir, teks pidato, laporan, ringkasan, parafrase, serta berbagai karya sastra untuk anak berbentuk cerita, puisi, dan pantun.
2.1.3 KesusastraanPengertian
sastra menurut Sumarno dan Saini adalah ungkapan pribadi manusia berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, gagasan, semangat, keyakinan, dalam suatu bentuk gambaran kongkret yang membangkitkan pesona dengan alat-alat bahasa. Pembelajaran sastra di SD ditekankan pada apresiasi sastra Indonesia, khususnya pada apresiasi sastra anak. Yang dimaksud dengan sastra anak adalah karya sastra untuk konsumsi anak, yang dapat ditulis oleh orang dewasa maupun oleh anak. Seperti halnya karya sastra secara umum, sastra anak juga meliputi puisi anak, cerita anak, dan drama anak.
a.PuisiSalah satu materi karya sastra anak adalah
puisi.
Karakteristik puisi adalah adanya baris, bait, dan penggunaan bahasa yang indah. Dalam pembelajarannya, puisi dapat dipakai sebagai media apresiasi reseptif maupun produktif. Unsur-unsur yang ada dalam puisi itu berupa emosi, imajinasi, pemikiran, ide, nada, irama, kesan pancaindera, susunan kata, kata kiasan, kepadatan, dan perasaan yang bercampur-baur.
b.ProsaKata
prosa berasal dari bahasa latin “
prosa” yang artinya “
terus terang”. Jenis tulisan prosa biasanya digunakan untuk mendeskripsikan suatu fakta atau ide. Karenanya, prosa dapat digunakan untuk surat kabar, majalah, novel, ensiklopedia, surat, serta berbagai jenis media lainnya.prosa juga dibagi dalam dua bagian,yaitu prosa lama dan prosa baru. Prosa lama adalah prosa bahasa indonesia yang belum terpengaruhi budaya barat. Sedangkan prosa baru ialah prosa yang dikarang bebas tanpa aturan apa pun. Jenis prosa lama meliputi: hikayat, kisah, dongeng, dan cerita berbingkai. Sedangkan jenis prosa baru meliputi: roman, novel, cerpen, riwayat, kritik, resensi, esai.
c.DramaDrama adalah suatu aksi atau perbuatan (bahasa Yunani). Sedangkan dramatik adalah jenis karangan yang dipertunjkkan dalam suatu tingkah laku, mimik, dan perbuatan. Orang yang memainkan drama disebut actor atau lakon. Drama sebagai karya sastra sebenarnya hanya bersifat sementara, sebab naskah ditulis sebagai dasar untuk dipentaskan. Dengan demikian tujuan drama bukanlah untuk dibaca seperti orang membaca novel atau puisi. Pokok drama ialah cerita yang membawakan tema tertentu, diungkapkan oleh dialog dan perbuatan para pelakunya. Dialog dalam drama dapat berbentuk bahasa prosa maupun puisi.
2.2 Pembelajaran Bahasa Indonesia secara TerpaduPembelajaran terpadu sebagai suatu konsep dapat diartikan sebagai pendekatan pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman yang bermakna kepada siswa. Dikatakan bermakna karena dalam pembelajaran terpadu, siswa akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang sudah mereka pahami (Resmini, Novi. 2008:3).
Penerapan pendekatan
pembelajaran terpadu di sekolah dasar bisa disebut sebagai suatu upaya untuk memperbaiki
kualitas pendidikan, terutama dalam rangka mengimbangi gejala penjejalan isi kurikulum yang sering terjadi dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah-sekolah kita. Penjejalan isi kurikulum tersebut dikhawatirkan akan mengganggu perkembangan anak, karena terlalu banyak menuntut anak untuk mengerjakan aktivitas atau tugas-tugas yang melebihi kapasitas dan kebutuhan mereka. Dengan demikian, anak kehilangan sesuatu yang seharusnya bisa mereka kerjakan. Jika dalam proses pembelajaran, anak hanya merespon segalanya dari guru, maka mereka akan kehilangan pengalaman pembelajaran yang alamiah dan langsung (direct experiences).
Fokus perhatian
pembelajaran terpadu terletak pada proses yang ditempuh siswa saat berusaha memahami isi pembelajaran sejalan dengan bentuk-bentuk keterampilan yang harus dikembangkannya (Aminuddin, 1994). Berdasarkan hal tersebut, maka pengertian pembelajaran terpadu dapat dilihat sebagai:
Pembelajaran yang beranjak dari suatu tema tertentu sebagai pusat perhatian (center of interest) yang digunakan untuk memahami gejala-gejala dan konsep lain, baik yang berasal dari mata pelajaran yang bersangkutan maupun dari mata pelajaran lainnya.
Suatu pendekatan
pembelajaran yang menghubungkan berbagai mata pelajaran yang mencerminkan dunia nyata di sekeliling dan dalam rentang kemampuan dan perkembangan anak.Suatu cara untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan anak secara serempak (simultan).Merakit atau menggabungkan sejumlah konsep dalam beberapa mata pelajaran yang berbeda, dengan harapan siswa akan belajar dengan lebih baik dan bermakna.
Terdapat beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam
pelaksanaan pembelajaran bahasa secara terpadu di sekolah dasar, terutama pada saat penggalian tema-tema. Dalam proses penggalian tema-tema perlu diperhatikan prinsip-prinsip yang meliputi: 1)
tema hendaknya tidak terlalu luas, namun dengan mudah dapat digunakan untuk memadukan mata pelajaran; 2)
tema harus bermakna, maksudnya tema yang dipilih untuk dikaji harus memberikan bekal bagi siswa untuk belajar selanjutnya; 3)
tema harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa; 4)
tema yang dikembangkan harus mampu menunjukkan sebagian besar minat siswa; 5) t
ema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan peristiwa-peristiwa otentik yang terjadi di dalam rentang waktu belajar; 6)
tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan kurikulum yang berlaku serta harapan masyarakat; dan 7) tema yang dipilih hendaknya juga mempertimbangkan ketersediaan sumber belajar.
Demikianlah penampakan materi Bahasa Indonesia yang akan bapak/ibu
download nanti nya.silahkan download materi Bahasa Indonesia SD klik disini.Salam prestasi.